Dokter Terawan mengatakan pengobatan DSA tidak melanggar etika
JAKARTA - Direktur RSPAD Gatot Subroto, Mayjen TNI Dr. Terawan Agus Putranto Sp Rad, berpendapat bahwa metode digital subtraction angiogram (DSA), tidak melanggar etika kedokteran. Ketidaksepahaman ini seharusnya bisa diselesaikan melalui komunikasi antara dia dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Hal ini dikemukakasetelah penandatanganan nota kesepahaman dengan Clinique Suisse untuk mengajak 1.000 pasien Vietnam menggunakan pengobatan DSA di Jakarta (12/11)
“Etika hanyalah persepsi. Sebagian orang berpikir bahwa orang yang berjalan tegak melewati orang lain dianggap tidak memiliki etika. Untuk masalah persepsi, satu-satunya yang dibutuhkan adalah duduk bersama, ”Ucapnya.
Clinique Suisse dan RSPAD Gatot Subroto sudah menandatangani nota kesepahaman untuk 1.000 pasien Vietnam, yang akan melakukan pengobatan Digital Subtraction Angiogram (DSA) di Jakarta. Penerapan metode DSA telah berhasil dilakukan pada puluhan ribu pasien, dimana penelitianDSA sejauh ini telah menghasilkan 12 jurnal nasional dan internasional.
Kerjasama ini dilakukan untuk mendorong Indonesia sebagai tujuan pariwisata kesehatan. Bulan lalu, Kementerian Pariwisata dan Kementerian Kesehatan meluncurkan program pariwisata medis di Indonesia.
"DSA suatu saat nanti akan menjadi ilmu masa depan yang akan menjadi kebanggaan rakyat Indonesia dan menjadi pelopor dalam melaksanakan program pemerintah dan keberhasilan pariwisata medis di Indonesia," Pungkasnya.
Sumber
Comments
Post a Comment